Kamar Hotel Dihuni Bakteri yang Sama Seperti di Rumah Sakit, Kata Penelitian

Bugar  
Tumpukan handuk di kamar hotel (ilustrasi). (Dok. Freepik)
Tumpukan handuk di kamar hotel (ilustrasi). (Dok. Freepik)

LEISURIAN, JAKARTA — Kamar hotel mungkin lebih sering dibersihkan dibandingkan ruang sosial lainnya di dunia. Namun tetap saja kamar hotel masih dianggap sebagai surga bagi bakteri. Hal ini berdasarkan dua penelitian baru yang fokus pada kebersihan kamar hotel.

Dilansir laman Best Life pada akhir November lalu, penelitian pertama mengamati kuman pada perabotan lembut (seperti kursi, selimut, dan karpet). Penelitian kedua mengamati permukaan keras di kamar mandi. Hasil dua penelitian itu konsisten di semua kategori: kamar hotel kemungkinan besar dipenuhi berbagai jenis bakteri, termasuk Staph.

Apa itu Staph? Staph, yang secara ilmiah dikenal sebagai Staphylococcus aureus, merupakan jenis bakteri yang dapat ditemukan di banyak tempat, namun umumnya ditemukan di rumah sakit. Menurut Mayo Clinic, bakteri staph sebagian besar tidak berbahaya yang menyebabkan infeksi kulit yang relatif kecil.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Namun, bakteri Staph terkadang dapat menyebabkan infeksi Staph, mulai dari iritasi kulit dan bisul di permukaan hingga demam, tekanan darah rendah, dan sakit perut. Dalam kasus yang jarang terjadi, beberapa strain bahkan dapat menyebabkan sindrom syok toksik, suatu kondisi serius yang dapat mematikan jika tidak ditangani.

Kemungkinan besar Staph “bersembunyi” di hotel. Menurut penelitian yang dibagikan oleh Mattress Next Day, kecil kemungkinan kursi di kamar hotel dibersihkan dibandingkan tempat tidur atau kamar mandi.

Dilansir Workplace Insight, mengutip penelitian University of Salford, kursi di ruang bersama seperti kantor cenderung menjadi sarang bakteri Staph. Sebagai tindakan pencegahan ekstra, saat berada di hotel, letakkan handuk atau seprai di atas kursi, lalu duduklah.

Dalam laporan mereka, Mattress Next Day merujuk pada informasi petugas kebersihan hotel yang dibagikan di Reddit bahwa selimut dan seprai hanya dicuci saat ruangan dibersihkan secara menyeluruh, artinya tidak setiap kali kamar dibersihkan. Untuk menggambarkan betapa menjijikkannya hal ini, mereka mengatakan, "Rata-rata orang berkeringat hingga 500 ml setiap malam. Selama 8 jam tidur, kita melepaskan 320 ribu sel kulit mati. Dalam sebulan, jumlah tersebut setara dengan mengeluarkan 15 liter keringat dan pelepasan 9,6 juta sel kulit mati.

Mattress Next Day juga menunjukkan bahwa semua soft furnishing berpotensi menjadi tempat berkembang biaknya kutu busuk. “Kutu busuk dapat berkumpul di dalam, menempel, dan bertelur hingga 20 telur sekaligus, sehingga pemindahannya menjadi tugas yang rumit dan sering kali memerlukan intervensi profesional,” kata mereka.

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image